
beritain.id – Sebelas kabupaten/ kota di Jawa Barat, saat ini sudah zero kasus atau tidak ada lagi kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) provinsi Jawa Barat Arifin Soedjayana mengungkapkan, di Jawa Barat masih ada 1.507 kasus aktif PMK.
Bila diprosentasekan, kasus aktif PMK di Provinsi Jawa Barat sebanyak 2,2% dari total populasi.
“Masih ada 1.507 kasus aktif PMK, namun 11 kabupaten/kota saat ini sudah zero reported case,” katanya disela kegiatan di KPSBU Lembang Bandung Barat pekan ini.
Sedangkan ternak yang mati atau dipotong paksa akibat terpapar PMK, yang diajukan ke pusat untuk mendapatkan dana kompensasi sebanyak 3.273 ekor.
Sementara itu Ketua
Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Dedi Setiadi menyebut, peternak sapi perah mengalami kerugian cukup besar akibat ternaknya terjangkit PMK.
Namun demikian, KPSBU Lembang terus melakukan berbagai langkah penanganan PMK, seperti penerapan biosekuriti, pengobatan, pendampingan, penggunaan herbal, pengetatan lalu lintas, pelarangan jual beli ternak sebelum adanya vaksinasi PMK dan vaksinasi, serta pemasangan eartag untuk pendataan.
Sementara Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta masyarakat untuk tidak khawatir terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan kurban.
Kang Emil –sapaan Ridwan Kamil– memastikan penanganan terhadap infeksi virus PMK di Jabar dilakukan dengan maksimal. Salah satunya dengan mempercepat vaksinasi.
“Masyarakat Jabar tetap tenang, penanganan PMK hewan di Jabar tertangani dengan baik menjelang Iduladha bulan depan, jangan khawatir,” kata Kang Emil.
Ia menjelaskan, pelaksanaan vaksinasi PMK pada hewan ternak di Jabar dilakukan tiga tahap yakni suntikan pertama, kedua, dan booster.
“Sama seperti vaksinasi COVID-19 suntikan pertama, kedua dan booster,” ucap Kang Emil.
Bagi hewan ternak yang sudah diperiksa sehat dan cukup umur, kata Kang Emil, akan diberikan sertifikat yang dipasangkan pada leher hewan. Hal itu menandakan bahwa hewan tersebut sehat dan siap untuk dikonsumsi.
“Semua yang sehat akan dikasih sertifikat yang bisa dicek menggunakan handphone. Jadi nanti di setiap kuping sapi sehat bisa di-scan barcode-nya, menandakan itu siap untuk dilakukan kegiatan khususnya untuk sapi potong,” tandasnya.