stunting

Peluncuran Buku Tentang Daun Kelor Ternyata Banyak Khasiatnya

beritain.id – Tidak dapat dipungkiri, stunting atau gagal tumbuh pada anak tengah menjadi pekerjaan rumah (PR) bersama, tidak hanya pemerintah pusat namun juga daerah, termasuk Jawa Barat.

Sebab, bayang-bayang stunting dapat memupuskan harapan mewujudkan Indonesia Emas di 2045, bila sedari sekarang tidak segera ditangani secara preventif. Lantaran akan membuat generasi penerus, tidak mampu bersaing akibat dampak dari gagal tumbuh.

Saat ini, sekitar 6,3 juta anak di Indonesia atau 21,6 persen mengalami stunting. Dimana dari angka tersebut, pada Januari silam Gubernur Ridwan Kamil pernah menyebut, 20,2 persennya atau sekitar 1,2 juta anak yang mengalami stunting berasal dari Jawa Barat.

Salah satu penyebabnya, selain anemia yang dialami oleh ibu ketika mengandung, juga disebabkan kekurangan gizi. Imbas ketidakmampuan masyarakat, dalam memenuhi asupan protein dan minimnya informasi akan pentingnya makanan kaya gizi di awal pasca lahir. Tak heran, kini pemerintah baik pusat hingga daerah sangat menggencarkan sosialisasi konsumsi makanan tinggi protein, salah satunya telur.

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Maranatha Bandung dr Theresia Monica Rahardjo yang disapa Dok Mo, membeberkan, padahal ada formula jitu yang dapat mengatasi stunting. Selain mudah didapat dan murah, tetapi juga efektif dalam menuntaskan gagal tumbuh pada anak, yaitu daun kelor.

Melalui buku yang ditulisnya, berjudul Daun Kelor, Stunting dan Ketahanan Nasional, diharapkan dapat mengedukasi masyarakat, bahwa dengan tumbuhan bernama ilmiah Moringa oleifera, kans menuju Indonesia Emas 2045 terbuka sangat besar.

Laman: 1 2

RS UKM Ajak Warga dan Kader Kesehatan Perangi Stunting

beritain.id – Guna membantu mendorong penurunan angka stunting, khususnya di wilayah Margaasih Kabupaten Bandung, Rumah Sakit Unggul Karsa Medika (RS UKM) menggelar Seminar Stunting, berkolaborasi dengan pihak Kecamatan Margaasih, Dinkes Kabupaten Bandung dan IDI Kabupaten Bandung, di Auditorium RS UKM, Sabtu (26/8/2023).

Seminar itu juga memberikan pembekalan intervensi stunting bagi tenaga kesehatan dan kader kesehatan.

Rizma Tyrani Rumanti Sp.OG.,M.Kes. salah seorang pembicara dari RS UKM mengatakan, stunting bisa dicegah dengan memberikan asupan gizi dan edukasi terhadap ibu hamil sejak dini, terutama yang dinilai beresiko.

“Mulai dari masa pembuahan, kehamilan, jadi harus benar-benar kita temukan ibu-ibu yang beresiko melahirkan anak stunting. Kita edukasi, kita perbaiki nutrisinya gizinya pada ibunya, mudah-mudahan bisa melahirkan anak yang tidak stunting,”jelas dokter Rizma.

Ia juga menjelaskan, zero stunting bisa tercapai bila melakukan upaya sejak dini. Rizma juga mengatakan, ciri ibu berpotensi melahirkan anak stunting antara lain indeks masa tumbuh ibu rendah, pertambahan berat badan ibu saat kehamilan tidak baik ataupun tidak sesuai dan diteksi dini dari lingkar lengan atas ibu hamil.

“Itu merupakan suatu perjalanan kekurangan energy yang kronis. Jadi jangan sampai diturunkan kepada bayinya. Jadi diteksi awal, bagaimana pencegahan, pengobatan,”ujar dia.

Laman: 1 2

BUMD Jabar PT Jasa Sarana tanda tangani 17 proyek kerja sama

beritain.id – Gubernur Jawa Rarat Ridwan Kamil menghadiri Penandatanganan Kerja Sama Badan Usaha Milik Daerah Provinsi Jabar PT. Jasa Sarana dengan beberapa mitra di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (16/3/2023).

Dalam kesempatan tersebut Kang Emil,  sapaan akrab Ridwan Kamil  menyampaikan kondisi pembangunan Jawa Barat yang sarat prestasi.

Ini ditunjukkan dari prestasi Jabar yang telah mendapatkan 500 penghargaan, kondisi ekonomi yang baik, penurunan angka kemiskinan, hingga penurunan tengkes ( stunting ).

Dari aspek ekonomi, investasi di Jabar tinggi. Tercatat per hari ini dari jumlah investasi yang masuk sekitar Rp175 triliun.

“Ini artinya keyakinan investor lokal, regional, ataupun nasional, kepada Jawa Barat sangat tinggi hampir setara dengan investasi asing,” kata Kang Emil.

Laman: 1 2

Jabar Komitmen Turunkan Stunting dengan SPBE

beritain.id – Pemda Provinsi Jabar berkomitmen menangani stunting dengan menggunakan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE).

Komitmen ini berdasarkan penandatanganan bersama yang dihadiri Sekda Provinsi Jawa Barat, sekda 27 kabupaten/kota, serta para kepala perangkat daerah baik provinsi dan kabupaten/kota.

Komitmen bersama di Aula Bappeda Jabar, Senin (9/1/2023) lalu itu mengambil tema ‘Pemerintahan Digital untuk Penanganan Stunting Provinsi Jawa Barat Tahun 2023.’

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja, mengungkap berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting di Jabar mencapai 20,2 persen pada 2022. Angka tersebut menurun 4,3 poin dari tahun sebelumnya, yang mana pada 2021 prevalensi balita stunting 24,5 persen.

“Angka ini lebih rendah dibanding nasional,” ujar Setiawan Wangsaatmaja saat Rapat Teknis Persiapan Percepatan Penurunan Stunting melalui SPBE, yang diikuti secara virtual dari Mesjid Raya Al Jabar (MRAJ), Jumat (17/2/2023).

Diketahui, secara nasional, prevalensi stunting tahun ini, turun dari 24,4 persen di tahun 2021 menjadi 21,6 persen di tahun 2022.

“Saya pikir ini penurunan sesuatu kabar yang baik bagi kita. Namun kami juga masih ingin melihat kualitas dari angka penurunan ini,” kata Setiawan.

Setiawan lalu mengungkap bahwa dalam digitalisasi upaya penurunan stunting juga, harus ada beberapa hal yang betul- betul diperhatikan.

Pertama, data. Kedua metodologi, mulai dari keseragaman cara penimbangan badan, pengukuran tinggi badan, dan lain sebagainya. Setelah semuanya baik maka disitu intervensi teknologi untuk membebaskan genasi penerus dari ancaman stunting dilakukan.

Sekda berharap di samping angka prevalensi turun, maka penurunan itu harus benar -benar berkualitas. “Kita punya target, saat ini kita sudah mencapai 20,2 persen di tahun 2022. Di 2023 ingin menurunkan kembali di 19,2 persen,” sebut Setiawan.

“Kita semua bahu- membahu untuk mencapai target ini,” tambahnya.

Laman: 1 2

Wagub Jabar Ingatkan Penyuluh KB, Penanganan  Stunting Tetap Skala Prioritas

beritain.id – Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum membuka secara resmi Rapat Kerja Daerah Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana (IPeKB) Provinsi Jawa Barat, di Kabupaten Pangandaran, Senin (27/6/2022).

Adapun tema rakerda ini “Penyuluh Keluarga Berencana Jabar Siap Cegah Stunting agar Keluarga Bebas Stunting”.

Dalam sambutannya, Pak Uu -sapaan karib Uu Ruzhanul Ulum- menuturkan, kualitas sumber daya manusia sangat berpengaruhi terhadap kemajuan pembangunan sebuah bangsa atau daerah.

“Terlebih kesehatan merupakan dasar dalam pembangunan. Saya sering menyampaikan sehebat apapun program pemerintah kalau masyarakatnya tidak sehat dan kuat, maka pembangunan tidak akan berjalan baik,” kata Pak Uu.

Jawa Barat saat ini memiliki jumlah penduduk hampir 50 juta jiwa, hal ini juga menjadi fokus Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat agar masyarakatnya sehat dan berkualitas.

Oleh karena itu, Pak Uu berharap tugas IPeKB fokus dalam penanganan stunting di Jawa Barat.

“Ketika masyarakat banyak didukung dengan badan sehat, sehingga akal dan jiwa juga sehat, itu adalah modal pembangunan di wilayah Jawa Barat,” ungkapnya.

Menurut Pak Uu, IPeKB berperan penting membantu pemerintah dalam Program Keluarga Berencana guna meningkatkan derajat kesehatan.

Laman: 1 2

Angka Prevalensi Stunting Di Jabar Turun Meski Dinilai Masih Tinggi

BANDUNG – Angka prevalensi stunting di Jawa Barat hingga 2021 turun menjadi 24,5 persen. Sebelumnya angka prevelensi di jabar menginjak 31,5 persen pada 2018. Hal tersebut disampaikan Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jabar, Wahidin dalam sosialisasi Rencana Aksi Nasionl Percepatan Penurunan Angka Stunting (RAN PASTI) Jawa Barat di Trans Luxury Hotel, Kota Bandung, Jumat (11/3).

“Prevalensi stunting di Jabar tahun 2021 sebesar 24,5 persen, angka ini menurun cukup signifikan dibanding tahun 2018 yaitu 31,5 persen,” sebut Wahidin.

Walau pun mengalami penurunan, Wahidin mengakui angka prevalensi tersebut masih terbilang tinggi. Hal ini karena jumlah oenduduk Jawa Barat merupakan yang terbesar di indonesia.

“Meskipun Jabar secara persentase bukan yang tertinggi tetapi secara angka absolut karena penduduknya terpadat se-Indonesia maka angkanya cukup tinggi,” ujar Wahidin.

Selain itu, Wahidin mengungkapkan disparitas antar kabupaten/kota juga masih lebar. Ia menyebut ada dua daerah angka prevalensi stuntingnya di bawah 14 persen. Namun ada empat daerah yang angkanya mencapai 30 persen.

Laman: 1 2