beritain.id – Aristoteles (Sri Harini, 2003: 54) menjelaskan anak usia dini adalah masa anak kecil, anak umur 0-7 tahun atau masa bermain. Anak usia dini sebagaimana dalam Undang-undang no. 20 tahun 2003 adalah anak sejak lahir sampai usia 6 tahun. Masa usia dini (0-6 tahun) merupakan masa keemasan (golden age) dimana stimulasi seluruh aspek perkembangan berperan penting untuk tugas perkembangan selanjutnya.

 

Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan anak sehingga disebut sebagai golden age. Yang mana pada usia dini anak memerlukan stimulus yang sesuai dengan tahap perkembangan anak agar dapat berkembang dengan pesat. Oleh karena itu, kegiatan yang diberikan oleh guru sebaiknya yang dapat membuat anak tertarik dan mau mengikuti pembelajaran tanpa adanya paksaan.

 

Bermain melalui sains pada anak usia dini merupakan salah satu contoh kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan kognitif pada anak. Menurut Yuliani, (2009: 12): “Melalui pembelajaran sains anak akan menggunakan kognitifnya untuk memecahkan masalah, matematika pada saat mereka sedang melakukan kegiatan sains dimana anak mengamati, memprediksi, menyelidiki, menguji tentang percobaan yang dilakukan”.

 

Eksperimen pencampuran warna pada anak usia 5-6 tahun yang dilakukan di TK Darul Mu’min merupakan salah satu contoh kegiatan sains sederhana yang dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Melalui eksperimen pencampuran warna anak akan mengamati, memprediksi, menyelidiki dan menguji pencampuran beberapa warna.

 

Bahan-bahan yang digunakan dalam kegiatan eksperimen pencampuran warna yaitu dengan botol bekas, air, 3 pewarna makanan (merah, kuning, biru) dan gelas plastik. Dalam eksperimen ini, warna yang digunakan merupakan pewarna makanan, hal ini dilakukan karena dengan menggunakan pewarna makanan akan lebih aman bagi anak-anak. Pada 3 botol bekas yang telah disediakan diisi penuh dengan air, air yang digunakan adalah air mentah. Kemudian pada masing-masing botol diberi pewarna.  Kemudian anak-anak  akan mengamati ke 3 warna yang akan digunakan, yaitu warna merah, kuning dan biru.

 

Anak-anak akan memprediksi hasil warna yang akan muncul dari pencampuran warna (misalnya warna merah dan kuning), kemudian anak akan menyelidiki dan menguji dengan cara bereksperimen dengan mencampurkan dua warna (merah dan kuning) dengan menuangkan kedua warna tersebut ke dalam gelas plastik. Seteah itu, akan terlihat warna yang dihasilkan dalam pencampuran warna merah dan kuning berupa warna orange.

 

Kegiatan eksperimen pencampuran warna merupakan salah satu kegiatan yang sangat menarik dan menyenangkan bagi anak-anak, sehingga anak-anak mau untuk mengikuti pembelajaran dengan sendirinya. Kegiatan ini juga dapat mengembangkan kemampuan kognitif anak, dimana anak akan mencari tahu akan hasil apa yang terjadi atau muncul dalam percobaan eksperimen pencampuran warna. Dengan eksperimen pencampuran warna juga anak-anak akan mengenal berbagai macam warna.

 

Dalam kegiatan ini, anak dapat bereksplorasi dengan menggunakan warna-warna dasar yang ada (merah, kuning dan biru) dan kemudian dapat mengamati perubahan warna yang akan terjadi dengan mencampurkan berbagai warna dasar tersebut. Dengan demikian anak akan terlibat secara aktif dalam kegiatan tersebut dan dapat mengembangkan kemampuan sains untuk mencoba membuat warna-warna yang baru.

 

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *