
beritain.id – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan, Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) yang menyerang sapi perah, sangat berpengaruh terhadap produksi susu sapi tersebut
Menurutnya, infeksi yang menyerang kuku dan mulut sapi perah, sangat berpengaruh terhadap produksi susu.
“Kalau ada satu sapi perah terkena PMK, produksinya bisa turun sampai 80 persen. Jadi sangat memengaruhi suplai susu di Jabar yang kita butuhkan sehari-hari,” ujar Ridwan Kamil kepada awak media.
Sementara itu Kepala Dinas Ketahanan dan Peternakan (DKPP) Jabar, Arifin Soedjana menyatakan, sebelum adanya wabah PMK, produksi susu Jabar mencapai 340 ton dalam sehari.
Namun akibat wabah PMK, produksi susu turun 40 ton dalam sehari dari total 76 ribu ekor sapi perah yang ada di Jabar.
“Produksi susu kita turun sekitar 40 ton per hari. Produksi satu hari itu sekitar 300 ton,” kata Arifin.
Arifin mengungkapkan
kasus PMK di Jabar belum berahir. Upaya penyembuhan terhadap hewan ternak yang terpapar PMK, terus dilakukan dengan memberikan tambahan vaksinasi, vitamin, dan lainnya.
“Memberikan tambahan vitamin, obat dan vaksinasi sehingga produksi dari sapi perah ini bisa segera pulih. Jadi recovery-nya memang agak lumayan untuk sapi perah ini, perlu waktu,” pungkasnya.
Sementara Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta masyarakat untuk tidak khawatir terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan kurban.
Kang Emil –sapaan Ridwan Kamil– memastikan penanganan terhadap infeksi virus PMK di Jabar dilakukan dengan maksimal. Salah satunya dengan mempercepat vaksinasi.
“Masyarakat Jabar tetap tenang, penanganan PMK hewan di Jabar tertangani dengan baik menjelang Iduladha bulan depan, jangan khawatir,” kata Kang Emil.
Ia menjelaskan, pelaksanaan vaksinasi PMK pada hewan ternak di Jabar dilakukan tiga tahap yakni suntikan pertama, kedua, dan booster.
“Sama seperti vaksinasi COVID-19 suntikan pertama, kedua dan booster,” ucap Kang Emil.
Bagi hewan ternak yang sudah diperiksa sehat dan cukup umur, kata Kang Emil, akan diberikan sertifikat yang dipasangkan pada leher hewan. Hal itu menandakan bahwa hewan tersebut sehat dan siap untuk dikonsumsi.
“Semua yang sehat akan dikasih sertifikat yang bisa dicek menggunakan handphone. Jadi nanti di setiap kuping sapi sehat bisa di-scan barcode-nya, menandakan itu siap untuk dilakukan kegiatan khususnya untuk sapi potong,” tandasnya.