beritain.id  – Anggota Komisi I DPRD Provinsi Jawa Barat (DPRD Jabar) Syahrir mendorong pemerintah, agar mengantisipasi merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menjangkiti hewan ternak di sejumlah daerah.

Hal itu dapat dilakukan dengan mempercepat pendistribusian vaksin ke daerah yang terserang wabah PMK, karena penyebaran virus ini sangat cepat.

“Distribusi vaksin harus dilakukan cepat, masif dan merata ke berbagai kawasan, untuk mencegah meluasnya penyebaran virus PMK yang mutasinya sangat cepat.” ujar Syahrir dalam keterangannya, beberapa waktu lalu.

Legislator dari Partai Gerindra ini pun mengapresiasi langkah cepat Pemerintah Jabar, yang mulai melakukan vaksinasi PMK.

“Dengan keterbatasan distribusi vaksin, Pemprov Jabar bereaksi cepat, karena jumlah hewan terjangkit akan semakin besar jika lambat dalam menangani masalah ini.” sebutnya.

Syahrir mengingatkan jika terlambat, kondisi ini bukan hanya merugikan para peternak di desa-desa, namun juga meresahkan masyarakat. Selain sulit didapat, tingkat kesehatan hewan juga membuat masyarakat cemas.

Untuk itu, dia meminta pemerintah pusat agar memastikan tersedianya vaksin yang memadai untuk didistribusikan ke berbagai wilayah dan kota, yang belum mendapatkan jatah vaksin, khususnya di wilayah Jabar.

Selain itu, dia juga meminta pemerintah agar memutus rantai penularan PMK pada hewan, seperti mengetatkan mobilisasi hewan ternak yang datang dari luar daerah, serta memastikan hewan yang ada di suatu daerah negatif dari penyakit mulut dan kuku.

Sementara Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta masyarakat untuk tidak khawatir terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan kurban.

Kang Emil –sapaan Ridwan Kamil– memastikan penanganan terhadap infeksi virus PMK di Jabar dilakukan dengan maksimal. Salah satunya dengan mempercepat vaksinasi.

“Masyarakat Jabar tetap tenang, penanganan PMK hewan di Jabar tertangani dengan baik menjelang Iduladha bulan depan, jangan khawatir,” kata Kang Emil.

Ia menjelaskan, pelaksanaan vaksinasi PMK pada hewan ternak di Jabar dilakukan tiga tahap yakni suntikan pertama, kedua, dan booster.

“Sama seperti vaksinasi COVID-19 suntikan pertama, kedua dan booster,” ucap Kang Emil.

Bagi hewan ternak yang sudah diperiksa sehat dan cukup umur, kata Kang Emil, akan diberikan sertifikat yang dipasangkan pada leher hewan. Hal itu menandakan bahwa hewan tersebut sehat dan siap untuk dikonsumsi.

“Semua yang sehat akan dikasih sertifikat yang bisa dicek menggunakan handphone. Jadi nanti di setiap kuping sapi sehat bisa di-scan barcode-nya, menandakan itu siap untuk dilakukan kegiatan khususnya untuk sapi potong,” tandasnya.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *