beritain.id – Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jabar M. Arifin Soedjayana mengatakan, sejak 9 Mei 2022 sekitar 50 ribu hewan ternak di Jabar terinfeksi PMK.

Dari jumlah tersebut, 36 ribu hewan dinyatakan sembuh, 1000 hewan mati dan dipotong bersyarat, dan 4 ribu hewan lainnya masih terinfeksi.

“Persentase kesembuhan mencapai 80 persen dan tinggal kasus aktif,” kata Arifin di Gedung Sate Bandung, Kamis (15/9/2022).

Masih adanya kasus aktif, kata dia, karena Jabar merupakan daerah konsumen. Sehingga mobilisasi pengangkutan hewan ternak masih berjalan.

Pihaknya intens mengawasi lalu lintas hewan ternak antar daerah di Jabar sebagai langkah antisipasi. Hal itu pun diperkuat dengan surat edaran tentang standar operasional prosedur lalu lintas hewan ternak.

Dalam surat edaran tersebut, hewan ternak yang akan masuk ke Provinsi Jabar harus memiliki Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH).

Surat tersebut merupakan pernyatan profesional dari profesi dokter hewan yang bertanggungj awab. Sehingga hewan ternak yang akan masuk Jabar sudah melewati pemeriksaan-pemeriksaan.

Sementara Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta masyarakat untuk tidak khawatir terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan kurban.

Kang Emil sapaan Ridwan Kamil memastikan penanganan terhadap infeksi virus PMK di Jabar dilakukan dengan maksimal. Salah satunya dengan mempercepat vaksinasi.

“Masyarakat Jabar tetap tenang, penanganan PMK hewan di Jabar tertangani dengan baik menjelang Iduladha bulan depan, jangan khawatir,” kata Kang Emil.

Ia menjelaskan, pelaksanaan vaksinasi PMK pada hewan ternak di Jabar dilakukan tiga tahap yakni suntikan pertama, kedua, dan booster.

“Sama seperti vaksinasi COVID-19 suntikan pertama, kedua dan booster,” ucap Kang Emil.

Bagi hewan ternak yang sudah diperiksa sehat dan cukup umur, kata Kang Emil, akan diberikan sertifikat yang dipasangkan pada leher hewan. Hal itu menandakan bahwa hewan tersebut sehat dan siap untuk dikonsumsi.

“Semua yang sehat akan dikasih sertifikat yang bisa dicek menggunakan handphone. Jadi nanti di setiap kuping sapi sehat bisa di-scan barcode-nya, menandakan itu siap untuk dilakukan kegiatan khususnya untuk sapi potong,” tandasnya.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *