Kendati demikian, dia memastikan, pihaknya sementara ini masih melakukan pemantauan terhadap temuan kasus-kasus itu. Sementara mengenai penanganan akan dikoordinasikan dengan IDAI.

“Kami kerjasama dengan IDAI, dan selama ini IDAI akan terus berusaha agar semua itu tertanggulangi,” ucapnya.

Disinggung soal wilayah mana saja dari 10 daerah yang memiliki kasus gagal ginjal akut pada anak. Nin belum bisa menyampaikan secara pasti. Dia mengatakan, saat ini Dinkes Jabar masih berkoordinasi dengan IDAI.

Baca juga:  Delapan Kabupaten Kota di Jawa Barat Sepakat Terapkan Platform Digital Service Living Lab

“Ada di 10 kabupaten dan kota di Jabar, cuma saya belum bisa mendahului. Dan semuanya sudah berkoordinasi tiap kabupaten dan kota dengan IDAI,” ungkapnya.

Soal gejala-gejala dari gagal ginjal misterius ini, Nina mengungkapkan, ada beberapa keluhan dari anak-anak yang didiagnosis mengalami penyakit ini. Namun, dia memastikan hal ini masih dalam penelitian.

“Biasanya ada keluhan kencingnya, kemudian bengkak, jadi ini masih di dalam koordinasi dengan IDAI untuk disosialisasikan kepada masyarakat gimana cara mengantisipasinya,” katanya.

Baca juga:  Ridwan Kamil Apresiasi Akselerasi Sistem Birokrasi dan Pembangunan Infrastruktur Sumedang

Mengenai penyebab penyakit tersebut, Nina pun belum dapat memastikan lebih detail. Hanya saja saat ini tengah diteliti, dan ditelusuri penyebab utama gagal ginjal yang menyerang pada kelompok anak-anak ini.

“Semuanya gagal ginjal akut, yang sampai saat ini masih diteliti penyebabnya apa. Ini harus koordinasi dengan dokter anak, kalau ada gejala-gejala yang mencurigakan akan dikoordinasikan dengan dokter anak spesialis ginjal,” katanyakatanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *