beritain.id – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meresmikan Situ Ciburuy yang sudah selesai direvitalisasi di Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (13/8/2022).

Kini, wajah baru destinasi wisata Situ Ciburuy secara keseluruhan tampak lebih cantik dan tertata rapi tanpa mengesampingkan fungsi air baku dan irigasi.

“Revitalisasi Ciburuy selesai, yang dulu kurang tertata, warung-warungnya kumuh sekarang sudah bisa dilihat rapi, bersih, warga bisa berinteraksi dengan nyaman, UMKM-nya juga kita fasilitasi. Ini hadiah buat warga KBB menambahi pusat-pusat pariwisata yang sudah luar biasa di KBB,” ujar Ridwan Kamil.

Situ Ciburuy seluas 41 hektare mulai direvitalisasi Pemda Provinsi Jabar pada 2019 dengan total anggaran Rp32 miliar. Revitalisasi situ yang memiliki kapasitas tampung air 1,2 juta kubik tersebut sempat tersendat karena anggaran harus dialihkan untuk penanganan COVID-19, namun setelah situasi membaik revitalisasi berlanjut.

Baca juga:  Sebaran PMK di Jabar Mulai Menyusut

“Total anggaran Rp32 miliar dari APBD Provinsi Jabar, di dua tahun anggaran yaitu 2019 dan 2020, memang agak tersendat karena pandemi COVID-19 tapi 2022 ini sudah bisa dimanfaatkan,” kata Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil.

Ia mengatakan, situ, danau, maupun sungai yang keberadaannya jauh dari permukiman warga maka fungsinya hanya sebagai ekosistem air. Tetapi bila situ tersebut berada atau melintasi permukiman, maka harus ada fungsi tambahan yaitu sosial dan pariwisata.

Baca juga:  Selebrasikan HUT ke-25, Mandala Finance Gelar Perhelatan Pesta Rakyat di Berbagai Kota Besa

“Seperti Situ Ciburuy ini selain fungsi irigasi dan penyediaan air baku juga ada fungsi rekreasi. Terlihat dari antusiasme warga yang luar biasa,” sebut Kang Emil.

Situ Ciburuy dikenal sejak dulu oleh masyarakat sebagai situ yang sulit untuk dipancing ikannya. Oleh karena itu saat peresmian, Gubernur bersama Plt. Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan menebarkan 77 ribu benih ikan di Situ Ciburuy.

Selain ikannya yang sulit dipancing, Situ Ciburuy juga sempat menjadi tempat peristirahatan favorit para pelaku perjalanan. Area dinilai kurang representatif menjadi alasan mereka tak lagi berkunjung untuk beristirahat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *