beritain.id – Populasi hewan ternak sapi perah di wilayah Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat kurang lebih 19.721 ekor, yang menghasilkan puluhan ribu liter susu murni per harinya.
Salah satu dampak yang ditimbulkan dari peternakan sapi yakni limbah kotoran hewan (Kohe) yakni masalah pencemaran lingkungan. Pasalnya banyak kohe yang dialirkan ke saluran air yang berada di pemukiman atau pun ke aliran sungai.
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ITB bekerjasama PT Aimtopindo Nuansa Kimia dan Forum Penyelemat Lingkungan Hidup (FPLH) Jawa Barat, menginisiasi pembangunan instalasi pengolahan kohe (Bio Digester) di Kampung Babakan Ampera, Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang.
Ketua Kelompok Keahlian Teknologi Pengolahan Biomasa Dan Pangan, Fakultas Teknologi Industri, Prof. Lienda A. Handojo mengatakan, pembangunan instalasi pengolahan limbah kohe ini, selain meminimalisir pencematan lingkungan juga memberikan nilai ekonomis bagi masyarakat sekitar.
Lienda menyebutkan, limbah kohe yang diolah nantinya akan menghasilkan biogas yang bisa dimanfaatkan masyarakat. Selain itu sisa dari pengolahaannya biogas (ampas padat) diolah menjadi kompos dan pakan Magot.
“Dari limbah kohe ini jika diolah dengan baik maka akan memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat dengan produk yang dihasilkan,” katanya.
Instalasi pengolahan kohe yang dirancang saat ini, lanjut Lienda untuk menampung kohe sebanyak 352 kilogram per hari dari 20 hingga 25 ekor sapi milik para petani di Bababkan Ampera, Desa Jayagiri, Lembang.
“Ini merupakan pilot project dan jika dalam pengelolaannya sudah berjalan dengan baik, maka akan diperluas lagi,” ucap Lienda.