Ada juga, kata dia, daerah yang berhenti melakukan vaksinasi setelah tak ada sapi perah dan bibit yang harus divaksin. Untuk kasus seperti ini, ada intruksi kalau vaksinasi dilakukan ke hewan yang rentan lalu lintas PMK.

Terkait kasus hewan yang terkena PMK, kata dia, saat ini di Jabar ada 31 ribu kasus PMK. Sedangkan tingkat kesembuhannya 25 persen.

“Hari ini kami menggelar rapat percepatan sedang di konsolidasikan selain evaluasi. Jadi tingkat capaian vaksinasi bisa meningkat,” paparnya.

Sementara Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta masyarakat untuk tidak khawatir terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan kurban.

Baca juga:  Hadirkan Ruang yang Nyaman, Kawasan Babakan Siliwangi Bakal Dioptimalisasi

Kang Emil –sapaan Ridwan Kamil– memastikan penanganan terhadap infeksi virus PMK di Jabar dilakukan dengan maksimal. Salah satunya dengan mempercepat vaksinasi.

“Masyarakat Jabar tetap tenang, penanganan PMK hewan di Jabar tertangani dengan baik menjelang Iduladha bulan depan, jangan khawatir,” kata Kang Emil.

Ia menjelaskan, pelaksanaan vaksinasi PMK pada hewan ternak di Jabar dilakukan tiga tahap yakni suntikan pertama, kedua, dan booster.

Baca juga:  Hasil Pilpres 2024 ditolak Gerakan Aksi Umat Melawan (GAUM), Amin Bukhaeri: Segera Makzulkan Jokowi

“Sama seperti vaksinasi COVID-19 suntikan pertama, kedua dan booster,” ucap Kang Emil.

Bagi hewan ternak yang sudah diperiksa sehat dan cukup umur, kata Kang Emil, akan diberikan sertifikat yang dipasangkan pada leher hewan. Hal itu menandakan bahwa hewan tersebut sehat dan siap untuk dikonsumsi.

“Semua yang sehat akan dikasih sertifikat yang bisa dicek menggunakan handphone. Jadi nanti di setiap kuping sapi sehat bisa di-scan barcode-nya, menandakan itu siap untuk dilakukan kegiatan khususnya untuk sapi potong,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *