“Untuk daerah perkotaan, di antaranya karena kesibukan orang tua balita yang tidak sempat membawa anaknya ke tempat imunisasi,” ujar Ryan.

Selain itu menurut Ryan, masih juga ada kekhawatiran dari orang tua akan dampak dari suntikan ganda pada imunisasi kali ini.

“Mereka masih khawatir dampak terhadap anaknya karena ada treatment double injection atau suntikan ganda. Padahal sudah kita jelaskan tidak akan berdampak,” jelasnya.

Ryan mengatakan, untuk mengejar target imunisasi pada BIAN 2022 ini akan dilakukan berbagai upaya tambahan kolaborasi dengan berbagai stakeholders di Jawa Barat.

Baca juga:  Dinkes se- Jabar dan Praktisi Bahas Khusus Hepatitis Akut Misterius

“Ada waktu hingga 13 September untuk mencapai target minimal hingga 95 persen, di antaranya dengan menambah tempat imunisasi seperti di sekolah, pesantren dan tempat lain,” katanya.

Pertemuan Review Paruh Waktu BIAN Tahap 2 melibatkan tujuh provinsi di Pulau Jawa – Bali. Di Jabar sendiri ada enam kabupaten kota yang cakupan imunisasinya masih harus digenjot, yaitu Kota Depok, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kota Bandung, Kabupaten Bogor, dan Kota Cimahi.

Pertemuan tersebut membahas berbagai strategi untuk mencapai target imunisasi minimal 95 persen hingga 13 September 2022. Cakupan rata-rata kini untuk imunisasi dalam program BIAN 2022 sudah 60 persen.

Baca juga:  Tol Cisumdawu Diresmikan, Pemdaprov Jabar Tuntaskan Tugas Berat Ridwan Kamil: Pembebasan Lahan Makan Waktu Panjang dan Berliku

“Untuk Campak Rubella baru mencapai 60,4 persen, dan untuk imunisasi lainnya yaitu imunisasi Kejar baru mencapai rata di atas 40 persen,” sebut Ryan.

“Semoga dengan strategi tambahan seperti faskes tambahan, jadwal tambahan di hari Sabtu – Minggu, dan melibatkan semua pihak seperti PKK, pramuka untuk re-sosialisai BIAN ini bisa membantu cakupan imunisasi,” pungkas Ryan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *