TNI

#NetralitasTNI: Komitmen TNI dalam Pemilu 2024 untuk Mewujudkan Netralitas

beritain.id –TNI, sebagai garda terdepan keamanan dan pertahanan negara, menegaskan komitmennya dalam menjaga netralitas selama Pemilu 2024. Khususnya, KSAD Jenderal Maruli mengambil langkah tegas dengan mengerahkan anggota Intelejen untuk menindak prajurit yang ketahuan tidak netral. Ancaman pencopotan tidak segan-segan diungkapkan sebagai bentuk penegakan disiplin internal TNI.

Presiden dan panglima TNI memberikan amanat kuat bahwa TNI harus netral dalam proses demokrasi, mengemukakan 5 poin penting netralitas TNI yang harus dipegang teguh:

  1. **Tidak Memihak dan Tidak Memberi Dukungan kepada Partai Politik dan Paslon:** Prajurit TNI tidak diperkenankan memihak atau memberikan dukungan kepada partai politik atau pasangan calon yang diusung.
  2. **Tidak Memberikan Fasilitas Tempat/Sarana untuk Kampanye:** Fasilitas milik TNI AD tidak boleh digunakan oleh pasangan calon dan partai politik sebagai sarana kampanye.
  3. **Larangan Memberi Arahan terkait Hak Pilih Keluarga:** Prajurit TNI AD yang memiliki keluarga dengan hak pilih harus menjaga netralitas dan tidak memberikan arahan terkait hak pilih keluarganya.
  4. **Tidak Memberikan Tanggapan terhadap Kegiatan Paslon dan Parpol:** Prajurit TNI AD dilarang memberikan tanggapan, komentar, atau mengunggah apapun terkait kegiatan pasangan calon dan partai politik, termasuk hasil quick count sementara.
  5. **Hukuman Tegas bagi Pelanggaran Netralitas:** Prajurit dan PNS TNI AD yang terbukti melanggar ketentuan netralitas akan ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku di lingkungan TNI AD.

3 Matra TNI, yaitu TNI AD, TNI AL, dan TNI AU, juga turut menyatakan komitmen untuk tetap netral. KSAD Maruli menekankan bahwa anggota TNI sudah berkomitmen untuk netral, bahkan dalam berkampanye, mereka tidak ikut pemungutan suara.

Ancaman pencopotan dan sanksi non-job menjadi strategi pencegahan, menegaskan bahwa setiap prajurit yang melanggar netralitas akan dihadapkan pada konsekuensi yang serius.

Laman: 1 2

Komunikasi Yang Baik Adalah Komunikasi Yang Produktif Dan Bermanfaat

Bandung (17/03) – Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo, S.I.P., memberikan pengarahan kepada para Komandan Satuan jajaran Kodam III/Slw, termasuk para Dansat yang sedang melaksanakan tugas operasi. Pengarahan melalui zoom meeting, berlangsung di Ruang Silihwangi Kodam III/Slw, Jalan Aceh No. 69 Kota Bandung, Jabar, Kamis (17/3/2022).

Dalam arahan Pangdam III/Slw diantaranya menyampaikan, agar para Dansat jajarannya untuk melaksanakan Pembinaan Satuan (Binsat), dan dalam pelaksanaannya harus memberikan dukungan terhadap anggota, sehingga tujuan dan sasaran Binsat dapat tercapai.

“Untuk itu lakukan komunikasi. Karena komunikasi yang baik adalah komunikasi yang produktif dan bermanfaat, juga seorang Komandan harus berjiwa besar, mampu menganalisa, dan cara berfikir yang tepat, serta mewujudkannya,” jelasnya.

Laman: 1 2

Inovasi Teknologi Harus Tepat Guna Ke Prajurit Dan Rakyat

Serang (17/03) – Pangdam III/Slw Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo, S.I.P., menginginkan karya inovasi teknologi harus tepat guna bagi Prajurit dan dapat diimplementasikan kepada masyarakat. Pernyataan itu disampaikan seusai meninjau Stand Inovasi Teknologi yang digelar oleh Korem 064/MY, di Gor Maulana Yusup, Jalan Maulana Yusuf No. 9 Kota Serang Banten, Rabu (16/03/2022).

Terkait dengan itu, perlu pendampingan dari produksi harus didukung dan dilegalisasikan. Kita juga harus bantu sampai dengan berstatus resmi. Kalau nanti bersaing dengan pihak asing, karena kita tidak punya legalitas secara personaliti hak paten jadi minim. Selain itu hak intelektual juga kita perjuangkan.

Sementara nilai ekonomis dan produksi sebetulnya hanya dampak, bila itu benar maka dapat hasil yang baik, kita mendampingi sampai kepada temuan masyarakat yang sifatnya modifikasi, upgrade, atau sifatnya original harus diperjuangkan, bukannya kita meniru, memalsukan, hak paten atau hak intelektual itu ada tiga yaitu original, custom, dan modifikasi, itu harus dibela.

“Untuk itu, kita harus menghargai kerjanya orang, bekerja untuk apa, dari keahliannya dia mendampingi masyarakat, ada nilai kerja, bukan dilihat dari nilai ekonomisnya, tapi kita membuat satu pola metode yang berdampak, maka ada pelatihan, kerjasama, dan penelitian,” paparnya.

Laman: 1 2