beritain.id – Pencinta nasi liwet wajib coba menu nasi liwet yang agak lain di Kurnia Seafood Bandung. Kenapa agak lain, karena memang menu nasi liwet di sana disajikan bersama lauk pauk, semisal seafood dalam hal ini cumi dan udang.

Head Chef Kurnia Seafood Bandung, Suhendra menjelaskan ada dua varian paket nasi liwet di sana, yakni nasi liwet yang berisikan ayam bakar, tempe dan tahu, cumi, ikan peda, lalapan, dan kerupuk, serta varian kedua ada gurame, ayam, udang, peda, lalapan, tempe dan tahu, serta kerupuk.

“Kami hadirkan menu baru nasi liwet ini karena ingin ambil pasar yang bukan pasarnya seafood. Jadi, agar tamu yang datang bisa tetap makan di sini walau bukan pencinta seafood. Tercetuslah liwet, karena daerah sini dan Jabar merupakan pencinta nasi liwet,” katanya ditemui di lokasi, Minggu (10/3/2024).

Baca juga:  Kepala PT Jasa Raharja Cabang Utama Jawa Barat Dampingi Direktur Utama PT Jasa Raharja Lakukan Kegiatan Evaluasi dan Monitoring Lalu Lintas Arus Mudik

Nasi liwet yang disajikan di Kurnia Seafood dari segi tampilan tampak berwarna lebih kecoklatan tak seperti nasi liwet pada umumnya yang berwarna putih. Suhendra pun menyebut hal tersebut disebabkan diberikannya bumbu-bumbu khusus pada nasi liwet yang dimasak selama 20 menit tersebut.

“Nasi liwet kan khas Jabar ya, maka lauk pauknya kami coba padukan dengan nusantara, seperti ada dari ayam bakar khas Padang, lalu sambal khas Sulawesi Selatan, ikan peda dengan sambel khas Bali, sehingga dalam satu paket itu tidak Jabar banget, melainkan nusantara alias banyak rasa yang membuat unik,” katanya.

Baca juga:  Kunjungan Kerja Kepala PT Jasa Raharja Perwakilan Sukabumi Ke Loket Samsat Outlet Surade

Adapun jenis ayam bakar yang dipakai ialah ayam boiler ukuran kecil di bawah satu kilogram dan rasanya lembut serta enak. Sedangkan, katanya, ayam dengan ukuran besar jika dipanggang terkadang tak terasa bumbunya.

“Apalagi terkadang suka ada ayam yang dalamnya masih berwarna merah. Itu karena proses pematangannya yang belum pas dan sempurna, serta ukuran ayamnya terlalu besar. Jadi, waktu dibakar atau diungkeb itu susah matangnya. Di luar terlihat matang padahal dalamnya belum (matang),” ucapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *