Sementara itu, Prof. Dr. Drs. I Nengah Duija, M.Si selaku Direktur Jendeal Bimas Hindu Kementerian Agama R.I. dalam sambutannya menyampaikan bahwa momen pada hari ini adalah sebuah cara “pengukuran” diri sejati kita, sudah sampai dimanakah sesungguhnya perjalanan “menjadi” itu.

Adakah kebaruan semangat memiliki atau semangat menjadi setelah menjalani pelaksanaan Hari Suci Nyepi 1946 kemarin yang digambarkan secara metaforik sebagai upaya mendaki gunung. Menentukan langkah demi langkah penjelajahan spritualitas kita, agar ada start awal jika ingin melompat, seberapa jauh kemampuan tubuh untuk melompat, ataukah menapak tangga demi tangga agar ada kesempatan ngunya-bayu (mengolah tenaga).

“Atas nama direktorat Bimas Hindu Kementerian Agama RI, saya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada ketua Panitia dan jajaranya atas terselenggaranya acara Dharma Santih ini. Di samping itu, saya juga mengucapkan terima kasih secara khusus kepada Komandan Korp Brimob Polri Komjen Pol. Imam Widodo, M.Han yang telah ikut memberikan ruang umat kami untuk terus belajar menjadi lebih baik untuk agama, masyarakat dan negara” ujar Dirjen Bimas Hindu.

Sebagai tuan rumah, Komjen Pol Drs. Imam Widodo, M.Han., selaku Komandan Korps Brimob Polri dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap umat Hindu yang telah menunjukkan komitmen sebagai komponen bangsa terhadap Pancasila sebagai ideologi bangsa, UUD 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Baca juga:  There are several differences between outbound and

Ia menyampaikan bahwa perayaan Nyepi yang berbarengan dengan bulan suci Ramadhan telah mengajarkan bahwa sejatinya toleransi dan hidup berdampingan antarumat beragama sudah dipratekkan dari masing-masing agama yang ada di Indonesia.

Dankobrimob berharap melalui kegiatan Dharma Santi Nyepi ini mampu menciptakan hubungan yang harmonis antara umat beragama dan juga hubungan yang harmonis dengan alam semesta dan sang pencipta.

Di akhir sambutannya, Komjen Pol. Drs. Imam Widodo, M.Han mengajak umat Hindu Korps Brimob Polri dan umat Hindu di seluruh Indonesia agar menjadikan peringatan Nyepi tahun ini sebagai momentum untuk introspeksi (mulat sarira), menata kembali sikap dan perilaku kita dalam menjaga keharmonisan dengan alam, dengan sesama, dan dengan Sang Pencipta sehingga hal ini dapat memberikan dampak yang positif menuju INDONESIA YANG JAYA.

Fragmen tari yang memukau

Pada kegiatan Dharma Shanti ini, ditampilkan fragmen tari yang berjudul “YADNYA PARIKRAMA.”

Baca juga:  Tingkatkan Keselamatan Transportasi Perairan di Tempat Wisata Green Canyon Kabupaten Pangandaran, Jasa Raharja Bagikan Alat Keselamatan Lifejacket dan Adakan Pengobatan Gratis

Fragmen yang menceritakan rangkaian perayaan hari suci Nyepi, yang dalam pelaksanaannya melalui beberapa tahapan ritual. Tahapan ini diawali dengan upacara Melasti, Tawur Agung dan Pengrupukan dengan mengarak Ogoh-ogoh yang lazim dilaksanakan oleh Umat Hindu Nusantara.

Setelah proses tersebut, hari berikutnya dilaksanakan Nyepi dan diakhiri dengan Ngembak Geni. Rangkaian ini dirangkum dan dipadukan dalam harmonisasi gerak tari, kekidungan dan gamelan. Fragmen tari ini melibatkan 134 orang personil warga banjar Purna Widya.

Fragmen tari ini tampil apik dan memukau serta mendapat tepuk tangan meriah dari penonton merupakan kolaborasi antara anggota Brimob Polri bersama organisasi di bawah naungan Banjar Purna Widya yang terdiri dari Sekeha Gong, Sekeha Santi, Sanggar Tari, dan Pasraman Purna Widya Kelapadua, Cibubur dan sekitarnya.

Sebagai wujud toleransi, kegiatan Dharma Santi diakhiri dengan Buka Puasa Bersama. Hal ini juga sejalan dengan komitmen Brimob sebagai pelopor persatuan, penjaga kebhinekaan dan toleransi antar umat beragama agar tercipta suasana tentram dan kondusif untuk mewujudkan Indonesia Jaya.

*(roska)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *