Iis Komala, warga lainnya mengatakan jika jembatan rusak, warga harus mengambil jalan memutar desa yang jaraknya sekitar 3 kilometer. Sehingga dengan adanya jembatan permanen, keresahan warga kini sudah hilang.

“Sekarang bolak-balik pakai jembatan, deket tidak capek. Kahartos pisan!” ujarnya.

Untuk diketahui, Gubernur Jabar Ridwan Kamil meresmikan beroperasinya jembatan gantung Simpay Asih. Dana pembangunan jembatan tersebut berasal dari donasi Yayasan  Buddha Tzu Chi.

Baca juga:  Kepala BP2MI : Hati-hati! Jangan Bekerja Secara Ilegal

“Saya titip ke warga, tolong dipelihara. Kita tidak sama dalam iman, tapi kita bersuadara dalam kemanusiaan. Ini adalah bukti bahwa jika manusia saling menolong maka memudahkan urusan kemanusiaan,” tutur gubernur.

Menurut Kepala Perwakilan Buddha Tzu Chi Marlius, pembangunan jembatan tersebut menghabiskan dana sekitar Rp600 juta. Jembatan cukup tinggi, sehingga tidak lagi khawatir akan rusak diterjang luapan Citarum.

Baca juga:  Bey Machmudin: Ciayumajakuning Potensial Jadi Primadona Baru Pariwisata Jabar

Meski kokoh karena terbuat dari rangkaian baja dan lantai lempengan baja, untuk melintasinya wajib mematuhi ketentuan. Seperti tidak boleh bergerombol dengan maksimal lima orang.

“Tahun ini kami menargetkan tiga jembatan gantung, setelah ini akan diresmikan di Pangandaran,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *