“Harapan kami mereka akan menjadi masyarakat intelektual yang wasathiyah, artinya seimbang, disamping memiliki ilmu duniawi namun juga memiliki ilmu surgawi. Ini sesuai dengan program Jabar Juara Lahir Batin dan program Presiden yaitu Nawacita,” imbuhnya.

Pak Uu menyebutkan, pada pelaksanaannya, SmartTren ini melibatkan peran aktif kiai dan ulama, yang memberikan pengajaran ilmu agama kepada siswa selama dua pekan di bulan suci Ramadhan. Sedangkan bagi siswa yang nonmuslim, pengajaran keagamaan dilakukan dengan menyesuaikan pemuka agama masing-masing.

Baca juga:  Dukung Keselamatan Wisatawan di Labuan Bajo, Jasa Raharja Gelar Pelatihan Gawat Darurat dan P3K Bagi Tour Guide

“Yang nonmuslim juga belajar oleh rohaniwan masing-masing, supaya ada kesamaan dalam memahami pendidikan ukhrawi di setiap umat beragama,” ucapnya.

Baca juga:  Terkait manajemen ASN, transformasi digital, dan reformasi birokrasi

Adapun materi keagamaan yang diberikan selama SmartTren antara lain terkait ketauhidan, penguatan akidah, ilmu fikih muamalah, serta tata cara penerapan ibadah sehari-hari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *