Sementara Erika mengaku sangat terenyuh dengan unggahan-unggahan perjuangan Ridwan Kamil dan Atalia Praratya Kamil mencari separuh jiwa mereka di Sungai Aare.

“Saya ikut merasakan duka yang dialami keluarga, meski saya juga enggak kenal, tapi kami ingin bersimpati karena saya yakin Kang Emil orang baik. Saya ikut sedih melihat informasi tentang Eril di media sosial,” tuturnya.

Berbeda dengan yang lainnya, Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB) Umuh Muchtar sangat merasakan apa yang Ridwan Kamil dan istri rasakan saat ini. Pasalnya, dia pun telah ditinggal anak bungsunya tahun 1999 silam.

Baca juga:  Ridwan Kamil dan Keluarga Sudahi Duka Cita dan Siap Lanjutkan Jejak Kebaikan-kebaikan Eril

“Anak saya meninggal ketika usianya 16 tahun. Sebagai orangtua ini adalah cobaan paling berat. Saya turut bersedih dengan kehilangannya ananda Eril,” ujar Umuh Muchtar.

Umuh berharap almarhum Eril diterima iman Islamnya, dimaafkan segala kesalahannya, diluaskan kuburnya, dan dijauhkan dari siksa kubur.

Untuk diketahui, pihak Gedung Pakuan mempersilakan warga memberikan ucapan bela sungkawa langsung kepada Gubernur dan istri.

Ucapan dibagi dalam dua sesi. Sesi pertama ditujukan untuk keluarga besar Gubernur,  perangkat daerah, dan Pimpinan Daerah. Sedangkan sesi kedua untuk organisasi masyarakat dan warga sipil.

Baca juga:  DPRD siap Gelar Pembahasan APBD Perubahan

Warga yang ingin berbela sungkawa nampak rela mengantre untuk mendapatkan kesempatan bertemu langsung dengan Gubernur.
Mereka mengantre tertib sesuai dengan aturan Gedung Pakuan.

Sebelum bertemu langsung, warga diberikan kesempatan menulis ucapan bela sungkawa pada secarik kertas kotak warna-warni yang telah disediakan, kemudian ditempel di dinding salah satu ruang pertemuan di Gedung Pakuan.

Usai bertakziah, warga yang hadir diberikan setangkai bunga mawar indah dan harum berwarna merah, maupun putih.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *