“Kita punya potensi luar biasa, Kita boleh mempelajari apapun tapi sentuhan teknologi harus masuk,” ucap Setiawan.

“Dengan pengelolaan modern, kita harus pahami betul apa itu business process, itulah reformasi,” tambahnya.

Bicara prioritas pembangunan di Jabar yang punya penduduk seperlima penduduk Indonesia, yakni 48,27 juta jiwa. Setiawan menyebut berdasarkan hasil studi konsultan manajemen internasional Oliver Wyman, terdapat tujuh peluang yang harus direbut Jabar.

Pertama, trade war atau perang dagang. Fenomena belakangan banyak pengusaha di China dan Singapura yang hengkang karena kondisi COVID-19 dan alasan lainnya. Maka, kata Sekda, Jabar harus segera menangkap peluang ini. Dengan menjadikan Jabar wilayah yang ramah terhadap investasi.

Baca juga:  RAHASIA DIBALIK KESUKSESAN RIDWAN KAMIL MEMIMPIN JAWA BARAT DENGAN 500 LEBIH PENGHARGAAN

Saat ini Pemda Provinsi Jabar bersama pihak terkait sedang merancang Kawasan Rebana, yang mencakup pelabuhan Patimban di Subang, bandara Kertajati di Majalengka, serta pusat logistik di kawasan Cirebon.

“Kami menyiapkan Kawasan Rebana, mencakup Pelabuhan Patimban, Bandar Udara Kertajati, dan pusat logistik di Cirebon, Rebana ini adalah the future of West Java,” katanya.

Baca juga:  Saatnya Ekonomi Jabar Bangkit, Pasca Pandemi Covid-19

Kedua, Jabar harus merebut pusat logistik yang independen. Ketiga layanan kesehatan bertaraf internasional.

Keempat, automatisasi. Kelima digital inovasi. Keenam suistainability, atau bisnis yang keberlanjutan. Ketujuh yakni pariwisata.

“Inilah yang akan dikelola adik- adik (mahasiswa) semua nantinya. Potensi yang ada ini bagaimana kita harus kelola,” ucapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *