Dikatakannya juga, sistem pendaftaran sidik jari pasien BPJS di RS UKM awalnya diterapkan di empat poli pelayanan. Namun DokMo meminta agar semua poli pelayanan kesehatan yang ada di RSUKM diterapkan sistem pendaftaran sidik jari atau fingerprint.

“Saya meminta untuk semua poli baik mayor atau minor sudah menjalankan fingerprint. Dan ini sangat membantu bagi kami,”jelasnya.

Ia juga menambahkan, dari total jumlah pasien yang setiap harinya, baik pasien rawat jalan, rawat inap maupun pasien pemeriksaan laboratorium atau pasien pemeriksaan penunjang .

Baca juga:  Dua Tahun Berturut - turut Unikom Mendapatkan Penghargaan Anugerah Kekayaan Intelektual

“Dari 300 sampai 400 total pasien setiap harinya, sekitar 75 persen sudah mendaftarkan diri menggunakan fingerprint,”jelasnya.

DokMo pun berharap sistem tersebut dapat diterapkan bukan hanya bagi pasien peserta BPJS saja. RSUKM berkeinginan pendaftaran dengan menggunakan sistem sidik jari saat diterapkan pada pasien umum maupun asuransi lainnya. Mengingat efisiensi, kenyamanan serta keamanan data pasien dapat terjaga dengan menggunakan sistem tersebut.

Baca juga:  Disperindag Terus Pantau Harga Ayam Potong Lobi Pusat, Siapkan Operasi Pasar

“Bisa diperluas 100 persen. Dan saya juga inginnya bukan hanya diterapkan di pasien-pasien BPJS. Kami RSUKM ingin berinovasi sistem ini juga diterapkan bagi pasien yang lain, pasien umum dan asuransi yang lain. Sehingga para meningkatkan efisensi dan juga meningkatkan pelayanan terbaik bagi pasien-pasien kami,”harap dr. Monica.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *