Namun selama wabah PMK melanda, Distan sudah melakukan upaya penanganan PMK. Upaya itu didukung anggaran dari Pemerintah Daerah sebesar Rp1 miliar dari anggaran belanja tidak terduga (BTT).

“Anggaran tersebut untuk keperluan pencegahan dan pengobatan ruminansia (hewan ternak, red) yang terkena PMK,” ungkapnya.

Selain mengandalkan anggaran BTT, lanjutnya, Distan juga menggandeng perusahaan di wilayah Cirebon yakni PT Sido Agung Feed, Charoen Pokhpand Indonesia, New Hope Farm Indonesia, dan PLTU Cirebon. Empat perusahaan tersebut, memberikan program corporate social responsibility (CSR) penyemprotan disinfektan di lokasi peternakan dan bantuan pakan sehat untuk ternak ruminansia.

Baca juga:  Jenazah Eril Dijadwalkan Tiba di Bandara Soekarno Hatta Pukul 15.45

Menurutnya, Distan juga sebelumnya sudah mencatat peningkatan kasus PMK yang terjadi sejak akhir Juni 2022. Encus menyebut, total hewan ternak yang terjangkit PMK saat itu mencapai 1.362 ekor. Dari jumlah tersebut, 1149 ekor merupakan sapi potong, 25 sapi perah, 178 kerbau dan domba 10 ekor.

Baca Juga: Terdampak PMK, Produksi Susu Sapi di Jabar Hilang 40 Ton/Hari

“Pada bulan tersebut, wabah PMK sudah meluas hingga ke 22 kecamatan dan 48 desa di Kabupaten Cirebon. Ia menjelaskan, saat itu penyebaran PMK di Kabupaten Cirebon sendiri tergolong sangat cepat,” jelasnya.

Baca juga:  Emil Apresiasi Maghrib Mengaji Masih Berjalan

Dia menambahkan, data yang dimiliki Distan kala itu, jumlah hewan ternak yang terpapar mencapai 1.362 ekor dari berbagai jenis. Dari jumlah tersebut, sebanyak 37 ekor dipotong paksa kemudian 3 ekor mati dan 244 ekor sudah dinyatakan sembuh. Sementara sisanya masih dilakukan pengobatan.

“Kemudian pada awal Agustus 2022, kasus PMK cenderung mengalami penurunan. Hal tersebut, seiring dilakukannya vaksinasi PMK oleh Dinkes Kabupaten Cirebon,” tukasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *