Selain itu, kata Setiawan, ekraf menjadi urgensi karena Indonesia sendiri menjadi negara nomor tiga dunia dalam perkembangan ekrafnya. Ekraf pun berkontribusi Rp1.100 triliun pada PDB tahun 2020.

“Ekraf adalah tren masa depan,” ucapnya. Dengan demikian perlu menciptakan ekosistem kreatif ini terus tumbuh dan berkembang.

Menteri Pariwisata dan Ekraf RI Sandiaga Salahudin Uno pada kesempatan yang sama mengatakan, ekraf saat ini menjadi lokomotif perekonomian negara, bahkan ekraf ini dapat menjadi ekonomi ekstraktif. Pihaknya menargetkan pada 2022 ini ekraf dapat menyerap 1,1 juta lapangan pekerjaan baru, sedangkan pada 2024 sebanyak 4,4 juta lapangan pekerjaan baru.

Baca juga:  Jabar Tak Dilibatkan Dalam Distribusi STB TV Digital

“Pemerintah perlu memfasilitasi tentunya dengan 3G yaitu gerak cepat, gerak bersama, dan garap semua potensi lapangan kerja,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jabar Benny Bachtiar mengatakan, webinar tersebut merupakan upaya untuk penguatan ekosistem ekonomi kreatif di kota dan kabupaten. Webinar pun sebagai bagian acuan dari pengukuran IKK Jabar tahun 2022. Jabar sendiri dari kurun waktu 2019-2021 alami kenaikan IKK.

Baca juga:  Peduli Sesama, Gelaran Collective Kindness Fest ala Sajiwa Foundation

“Hasilnya ada perubahan peringkat dari sepuluh indikator IKK terutama pada indikator pemerintah dan regulasi,” katanya.

IKK tersebut menjadi acuan untuk monitoring dan evaluasi dalam mengukur program peningkatan ekonomi kreatif di daerah dan nasional. IKK ini penting diharapkan perangkat daerah kembangkan ekraf di wilayah masing-masing agar ekraf maju dan berkembang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *