Bukan hanya harus menumbuk, bagian farmasi juga harus menakar ulang dosis obat sebelum diberikan kepada pasien.
“Prosesnya lumayan membutuhkan waktu lama. Harus menumbuk, menakar dan mengemas,” ungkapnya.

Telebih bukan hanya satu pasien yang harus dilayani setiap harinya. Menurut Theresia, di RS UKM hampir setengahnya merupakan pasien anak, baik yang sedang rawat inap maupun rawat jalan.

Baca juga:  Wagub Jabar Ingatkan Penyuluh KB, Penanganan  Stunting Tetap Skala Prioritas

Dia menjelaskan, di ruang Cikahuripan memiliki kapasitas 27 tempat tidur dan diisi oleh 18 pasien anak. Di Ruang Ciwalagri dari 32 tempat tidur diisi oleh 15 pasien anak dan di ruang PICU terdapat 2 pasien anak.
“Hampir setengahnya pasien anak. Belum pasien rawat jalan yang rata-rata ada 40 pasien anak. Semuanya diberi obat puyer yang harus diracik terlebih dahulu, jadi waktu yang dibutuhkan lumayan lama,” ucapnya.

Baca juga:  Revitalisasi Kawasan Kalimalang Bagian dari Pemulihan Sungai Citarum

Selain itu, pihaknya juga memberi edukasi kepada orang tua bagaimana cara agar anak mau meminum obat dalam bentuk puyer. Hal ini penting dilakukan mengingat anak biasanya terbiasa meminum obat sirup.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *