Bandung – Peringatan lima tahun Followers Kang Dedi Mulyadi (KDM) berlangsung di tengah meningkatnya perhatian publik terhadap kondisi tata ruang dan lingkungan di Jawa Barat. Dalam acara tersebut, Dewan Pembina FKDM, Juson Simbolon, menyampaikan dukungan terhadap langkah Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang sedang menertibkan sejumlah kawasan yang dinilai bermasalah.

Dalam sambutannya, ia mengatakan pertemuan tahunan komunitas menjadi ruang evaluasi sekaligus penguatan sikap. “Pertemuan seperti ini jadi kesempatan untuk mengevaluasi diri dan kerja-kerja kita,” ujar Juson dalam sambutan agenda yang digelar di Bandung pada Sabtu (6/12) tersebut,

Ia merujuk pada sejumlah kebijakan pemerintah provinsi dalam beberapa bulan terakhir. Penutupan objek wisata dan lahan hasil konversi ilegal di kawasan Puncak, penindakan terhadap perusakan lahan PTPN di Pangalengan, serta normalisasi jalur air di Karawang menjadi bagian dari agenda besar yang disebutnya “urgen dan harus dikawal publik”.

Menurut Juson, masalah lingkungan di Jawa Barat tidak lagi bersifat sektoral. Ia menilai kerusakan kawasan hulu, penyempitan ruang resapan, dan alih fungsi lahan telah memperburuk risiko banjir di banyak daerah. “Persoalan lingkungan bukan soal untung dan rugi. Yang dipertaruhkan adalah masa depan generasi,” katanya.

Juson juga mendorong aparat penegak hukum untuk mengambil peran yang lebih tegas. Ia menyebut penguasaan lahan tanpa izin dan praktik konversi ilegal harus diperlakukan sebagai pelanggaran serius.

“Kami minta kepolisian menindak kriminal lingkungan, termasuk penguasaan lahan ilegal oleh oknum mana pun,” tambahnya.

Dalam lima tahun terakhir, Followers KDM berkembang menjadi komunitas dengan jaringan di berbagai kabupaten dan kota. Keanggotaan yang bertambah dan aktivitas sosialisasi yang meluas, menurut Juson, menunjukkan adanya dukungan masyarakat terhadap isu penataan lingkungan yang kini menjadi prioritas pemerintah provinsi. Ia meminta struktur komunitas diperkuat agar proses edukasi publik dapat berjalan lebih terarah.

“Kita bukan hanya mengikuti apa yang dilakukan Kang Dedi, tapi juga semangat dan sikap beliau dalam menjaga alam,” ucapnya.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *