Masyarakat yang melakukan Deklarasi Papua Damai tersebut juga menginginkan pemekaran supaya daerah mereka bisa lebih maju dan memiliki berbagai akses transportasi dan komunikasi sehingga tidak terisolir seperti saat ini.
“Perjuangan Kemerdekaan yang sesungguhnya diinginkan Masyarakat Papua adalah merdeka dari kemiskinan, merdeka dari ketertinggalan, merdeka dari Kebodohan, dan terbukanya daerah yang terisoliasi”  Ujar Kepala Distrik Gia Balim, Tanius Tabuni.

Setelah melakukan Deklarasi Papua Damai, seratus orang Masyarakat Lanny Jaya dari berbagai Distrik tersebut melanjutkan kegiatan dengan acara ritual adat  Bakar Batu dan berdoa supaya Tuhan Yang Maha Esa Selalu Memberkati Papua dengan Perdamaian dan Terwujudnya Persatuan Indonesia. Ritual Adat Bakar Batu tersebut dilakukan di Sungai Malagai yang berbatasan dengan Distrik Mokoni dan Distrik Balingga.

Baca juga:  Jaga produktivitas susu, KPBS butuh pasokan vaksin PMK    

Lokasi Ritual Bakar Batu tersebut terkenal sebagai daerah operasi dan perlintasan Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua. Dengan dilakukan acara Ritual Bakar Batu yang memasang banyak bendera Merah putih di “Daerah Merah”tersebut, masyarakat Papua membuktikan bahwa niat dan tekad mereka dalam melaksanakan Deklarasi Papua Damai dan menjaga Persatuan Indonesia tidaklah main-main, bahkan mereka berani mengambil resiko demi menjaga keutuhan NKRI.

Baca juga:  IKOPIN University Gelar Wisuda Ke-50, Rektor: Jadilah Problem Solving Ditengah Kemajemukan Masyarakat

“Ini adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia, kita tidak takut terhadap OPM, kita masyarakat Papua ingin damai, ingin maju, dan akan selalu menjaga Persatuan Indonesia, menjaga NKRI. Itulah alasan dilakukannya acara ritual Bakar Batu di Sungai Malagai dekat Daerah Balingga” kata Wenus Kogoya dan Wekiles Kogoya secara bersama-sama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *