Beritain

Kadis DKPP Sebut Ada Puluhan Ribu Ternak Harus Dieksekusi Karena PMK

beritain.id – Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan memberikan bantuan untuk ribuan peternak yang ternaknya mati karena penyakit mulut dan kuku (PMK).

Menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jabar M Arifin Soedjayana, sejak 9 Mei 2022, sekitar 50 ribu hewan ternak di Jabar terinfeksi PMK.

Dari jumlah itu, sekitar 36.000 hewan dinyatakan sembuh, sekitar 10.000 hewan mati bangkar dan dipotong bersyarat, serta sekitar 4.000 hewan masih terinfeksi PMK.

“Progresnya sudah cukup baik dengan persentase sembuh sekitar 80 persen, dan tinggal kasus aktif. Kenapa kasus aktif ini masih tetap ada? Karena memang Jawa Barat sebagai daerah yang konsumen. Jadi, mobilisasi angkutan untuk pengangkutan hewan ternak ini masih berjalan,” ujar Arifin di Gedung Sate, Kota Bandung, belum lama ini.

Untuk kompensasi dan bantuan pada peternak yang terdampak PMK, menurut Arifin, Pemprov Jabar masih menunggu usulan dari Pemda Kabupaten/Kota. Jika usulan itu sudah masuk, Pemprov Jabar akan meneruskannya kepada Pemerintah Pusat.

Pemerintah Pusat, kata dia, memberikan bantuan kepada peternak yang ternaknya mati yakni, untuk sapi perah, sapi potong, kerbau, sekitar 10 juta per ekor. Untuk domba, itu 1,5 juta (per ekor). Jawa Barat sendiri, ada sekitar 5.000 yang teralokasikan.

“Tapi, kabupaten/kotanya belum mengusulkan ke kita untuk diusulkan ke pusat,” kata Arifin.

Laman: 1 2

DKPP Jabar Beberkan Kendala Vaksinasi PMK

beritain.id – Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jabar, mengumpulkan semua kabupaten/kota terkait vaksinasi penyakit kuku dan mulut (PMK),

Menurut Kepala DKPP, M Arifin Soedjayana, pihaknya mengumpulkan semua daerah untuk melakukan evaluasi dengan kabupaten/kota terkait penyerapan vaksin yang baru 40.

“Jadi kita ingin tahu apa masalahnya. Katanya butuh vaksin tapi ternyata kenapa susah penyerapannya,” ujar Arifin.

Arifin menjelaskan, posisi Jabar saat ini telah mendapat vaksin dari pemerintah pusat sebanyak 119.200 dosis. Namun, pencapaian yang dilaporkan pada posisi 32.034 hewan yang divaksin.

“Jadi baru 28,63 persen kalau sampai 28 Juni. Nah Per juli sudah 45 ribuan hewan yang divaksin dari hasil laporan teman-teman. Itu yang terlaporkan manual tapi kalau melihat di Sisnas masih upload data,” paparnya.

Arifin menjelaskan, saat bertemu dengan kabupaten/kota pihaknya menanyakan berbagai kendala yang ditemui di lapangan sehingga serapannya belum optimal.

“Salah satu kendalanya, sapi perah tadinya kan kita prioritas untuk divaksin. Nah saat sapi perah mau divaksin ternyata sudah ada yang terkena PMK satu kan ga bisa vaksin jadinya harus yang sehat,” katanya.

Menurut Arifin, kalau dalam satu kandang ada 100 ekor ternak dan satu saja ada yang terkena maka tak bisa masuk prioritas vaksinasi.

“Karena, vaksinasi hanya untuk yang sehat jadi ini kendala,” katanya.

Kendala lainnya, kata dia, berdasarkan laporan kabupaten/kota untuk sapi potong tak tersentral atau tercecer di beberapa lokasi. Jadi, mereka kesulitan untuk percepatan.

“Kami sudah minta bantuan ke petugas dan yang terkait. Kami sudah menegaskan ke daerah kalau butuh bantuan silahkan sampaikan jadi ada bantuan dr provinsi, fakultas peternakan, dokter hewan dan lainnya. Itu kendalanya,” katanya.

Laman: 1 2

Tangani PMK, Satgas Ingatkan Pentingnya Biosecurity

beritain.id – Ketua Satuan Tugas Penyakit Mulut dan Kuku (Satgas PMK) Letnan Jenderal Suharyanto mengingatkan pentingnya biosecurity sebagai salah satu alat efektif penanganan PMK.

Meski kasus PMK di Jawa Barat sudah menurun, namun hal itu tidak boleh membuat lengah.

Suharyanto meminta wilayah di Jawa Barat yang sudah berada di zona hijau perlu dijaga agar tidak penyebaran virus PMK tidak kembali naik.

“Itu dijaga betul, jangan sampai kemasukan. Caranya dengan biosecurity dari lingkup kandang yang terkecil hingga batas- batas RT/RW dan dan desa. Hidupkan kembali posko PPKM yang pernah diaktifkan saar Covid-19 untuk menjaga hewan ternak,” jelasnya.

Ia juga berpesan tentang perlunya integrasi yang solid untuk menangani penyakit ini. Khususnya untuk di daerah-daerah di perbatasan agar dibantu dan dikerahkan oleh semua pihak terkait.

“Penanganan PMK ini tidak hanya bisa mengandalkan pemerintah pusat saja. Perlu ada integrasi solid untuk mengatasi penyakit ini. Khususnya, para pucuk pimpinan yang telah ditunjuk agar terus back up satgas di daerah,” pungkasnya.

Sementara Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta masyarakat untuk tidak khawatir terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan kurban.

Kang Emil –sapaan Ridwan Kamil– memastikan penanganan terhadap infeksi virus PMK di Jabar dilakukan dengan maksimal. Salah satunya dengan mempercepat vaksinasi.

“Masyarakat Jabar tetap tenang, penanganan PMK hewan di Jabar tertangani dengan baik menjelang Iduladha bulan depan, jangan khawatir,” kata Kang Emil.

Ia menjelaskan, pelaksanaan vaksinasi PMK pada hewan ternak di Jabar dilakukan tiga tahap yakni suntikan pertama, kedua, dan booster.

Laman: 1 2

Kasus PMK, Pemotongan Bersyarat Jadi Strategi Terakhir

beritain.id – Ketua Satuan Tugas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku Nasional Suharyanto mendatangi Provinsi Jawa Barat untuk melakukan monitoring dan evaluasi terkait progress penanganan PMK.

Menurut dia, kegiatan tersebut menekankan strategi penanganan PMK, khususnya pengobatan dan vaksinasi yang harus diperkuat untuk penyembuhan serta perlindungan hewan ternak.

Pemotongan bersyarat menjadi strategi terakhir pengendalian PMK guna menjaga kestabilan ekonomi peternak Jawa Barat.

“Jawa Barat dikenal sebagai lumbung ternak nasional dan kaya dengan keragaman hewan ternaknya sebagai sumber penopang ekonomi masyarakat. Fokus yang harus dilakukan saat ini adalah pengobatan dan vaksinasi untuk memperkuat kembali kestabilan perekonomian masyarakat,” kata Suharyanto.

Ia menjelaskan untuk potong bersyarat menjadi strategi terakhir dalam penanganan PMK di Jawa Barat. Jika dilakukan potong bersyarat lebih dulu, kompensasi bantuan yang diberikan tidak sebesar dari nilai harga hewan ternak itu sendiri.

“Populasi hewan ternak juga akan menurun dan untuk meningkatkan kembali jumlah populasi membutuhkan waktu yang lama dan tidak mudah,” katanya.

Ia menyebut pengobatan hewan ternak dapat dilakukan sesuai rekomendasi dokter hewan maupun secara mandiri dengan pengobatan tradisional.

“Terdapat beberapa opsi pengobatan tradisional yang ada di Jawa Barat, seperti pengobatan mulut menggunakan campuran citrun makanan, molase dan air, kemudian pengobatan kuku dengan mencampurkan cuka dengan air serta perawatan pasca pengobatan dengan meracik makanan dari singkong parut dan molase yang dilarutkan sehingga mudah dikonsumsi oleh hewan ternak,” ujar Suharyanto.

Laman: 1 2

Satgas PMK Gencarkan Vaksinasi

beritain.id – Sejumlah daerah di Indonesia masuk dalam zona merah kasus Penyakit Kuku dan Mulut.Beberapa provinsi masuk dalam zona merah yaitu terdapat lebih dari 50 persen kabupaten/kota di provinsi tersebut memiliki kasus PMK.

Provinsi yang masuk zona merah itu yakni Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, NTB, dan Sulawesi Selatan.

Data Satgas PMK menyampaikan, PMK muncul di Provinsi Jawa Timur yang dikonfirmasi pada tanggal 5 Mei 2022.

Cara mencegah PMK (sapi, kerbau, domba, kambing, rusa dan babi) antara lain membatasi gerakan hewan, pengawasan lalu lintas dan pelaksanaan surveilans, melarang pemasukan ternak dari daerah lain, karantina dengan ketat, manajemen pemeliharaan yang baik, meningkatkan sanitasi, mendesinfeksi kandang dan sekitarnya secara berkala.

Koordinator Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (Satgas PMK) Wiku Adisasmito menyatakan penyelenggaraan kegiatan vaksinasi PMK dapat mempengaruhi ketahanan pangan secara nasional.

Wiku menuturkan dalam salah satu jurnal yang dirilis pada tahun 2021, kegiatan vaksinasi yang diselenggarakan dengan baik, akan mengembalikan produktivitas dari hewan-hewan ternak yang sebelumnya telah terkena PMK atau terjangkit PMK.

Sementara Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta masyarakat untuk tidak khawatir terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan kurban.

Kang Emil –sapaan Ridwan Kamil– memastikan penanganan terhadap infeksi virus PMK di Jabar dilakukan dengan maksimal. Salah satunya dengan mempercepat vaksinasi.

Laman: 1 2

Kasus Aktif PMK di 4 Daerah ini Capai 200 Ekor

beritain.id – Satuan Tugas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (Satgas PMK) menyatakan 3.081.680 ekor sapi, 64.791 ekor kerbau, 33.156 ekor domba, dan 84.445 ekor kambing dan 71.912 ekor babi telah divaksinasi PMK.

Menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jawa Barat M. Arifin Soedjayana, secara umum per September 2022, angka kesembuhan hewan ternak dari PMK meningkat drastis semenjak terjadi paparan di awal Mei 2022.

Saat ini diketahui, jumlah kasus PMK tertinggi di Jawa Barat berada di Kabupaten Bandung. Sebagian besar kasus terjadi pada hewan ternak sapi perah.

“Jadi tingkat kesembuhan kita sudah 80 persen. Kalau yang sekarang gede (tinggi jumlah kasus PMK) di Kabupaten Bandung. Itu kebanyakan sapi perah, di angka diatas 1.000 ekor. Kemudian di Sumedang, Indramayu, Tasikmalaya, Kuningan, itu yang masih tinggi angkanya diatas 200 ekor,” ujar Arifin.

Diketahui bahwa hingga 30 September 2022, PMK telah menyerang hewan ternak di 301 kabupaten/kota dari 25 provinsi di Indonesia. , penyakit mulut dan kuku mayoritas menyerang hewan ternak berjenis sapi.

Hingga 30 September 2022, terdapat 546.213 hewan ternak telah terjangkit PMK, di mana 429.184 diantaranya dilaporkan telah sembuh, 95.407 belum sembuh, dan 9.347 mati.

Hingga kini, pemerintah terus berupaya mencegah penyebaran PMK dan mempercepat penangan penyakit tersebut.

Sementara Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta masyarakat untuk tidak khawatir terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan kurban.

Laman: 1 2

Arifin Tegaskan Vaksinasi Akan Terus Dilakukan Hingga PMK Terkendali

beritain.id – Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jawa Barat M. Arifin Soedjayana menjelaskan jumlah vaksin PMK tahap 1 dan 2 yang sudah disuntikkan kepada hewan ternak mencapai 170 ribu dosis.

Artinya, sekitar 80 ribu-90 ribu hewan ternak di Jabar sudah divaksin sebanyak dua dosis.

“Setelah enam bulan divaksin dosis dua, kita akan melakukan booster. Itu baru di sapi perah dan potong. Kita belum ke domba, kambing. Kalau kerbau, sudah ada beberapa,” kata Arifin.

Arifin menyebutkan otoritasnya akan melakukan lagi vaksinasi PMK. Kini tinggal menunggu adanya pengiriman vaksin berikutnya.

Diakuinya adanya tindakan vaksinasi dapat menekan tingkat penyebaran PMK sehingga kini penyakit tersebut terkendali.

Pemerintah Jawa Barat menyatakan dari 50 ribu hewan ternak yang terinfeksi PMK, sebanyak 36 ribu hewan dinyatakan sembuh, 10 ribu hewan mati bangkar dan dipotong bersyarat, serta 4 ribuan masih terpapar PMK.

Sementara Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta masyarakat untuk tidak khawatir terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan kurban.

Laman: 1 2

Sapi Perah Paling Rawan Terkena PMK

beritain.id – Hingga saat ini Indonesia masih terus berjuang menghadapi serangan virus penyebab penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan.

Vaksinasi PMK terhadap hewan ternak terus digencarkan dan mulai menunjukkan hasil. Beberapa daerah mulai mengalami penurunan kasus PMK, salah satunya di Jawa Barat.

Sebanyak 4 ribu ekor hewan ternak di Provinsi Jawa Barat masih terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK). Jumlah hewan ternak yang terpapar itu mengalami penurunan dari semula 50 ribu ekor.

Menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jawa Barat M. Arifin Soedjayana, secara umum per September 2022, angka kesembuhan hewan ternak dari PMK meningkat drastis semenjak terjadi paparan di awal Mei 2022.

Saat ini diketahui, jumlah kasus PMK tertinggi di Jawa Barat berada di Kabupaten Bandung. Sebagian besar kasus terjadi pada hewan ternak sapi perah.

“Jadi tingkat kesembuhan kita sudah 80 persen. Kalau yang sekarang gede (tinggi jumlah kasus PMK) di Kabupaten Bandung. Itu kebanyakan sapi perah, di angka diatas 1.000 ekor. Kemudian di Sumedang, Indramayu, Tasikmalaya, Kuningan, itu yang masih tinggi angkanya diatas 200 ekor,” ujar Arifin.

“Saat ini 8 kabupaten dan kota Provinsi Jawa Barat yang dinyatakan telah terbebas kasus PMK, yakni Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten Pangandaran,” pungkasnya lagi.

Sementara Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta masyarakat untuk tidak khawatir terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan kurban.

Laman: 1 2

Hingga Akhir Juni, Vaksinasi PMK Baru 28,63%

beritain.id – Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jabar, mengumpulkan semua kabupaten/kota terkait vaksinasi penyakit kuku dan mulut (PMK),

Menurut Kepala DKPP, M Arifin Soedjayana, pihaknya mengumpulkan semua daerah untuk melakukan evaluasi dengan kabupaten/kota terkait penyerapan vaksin yang baru 40.

“Jadi kita ingin tahu apa masalahnya. Katanya butuh vaksin tapi ternyata kenapa susah penyerapannya,” ujar Arifin.

Arifin menjelaskan, posisi Jabar saat ini telah mendapat vaksin dari pemerintah pusat sebanyak 119.200 dosis. Namun, pencapaian yang dilaporkan pada posisi 32.034 hewan yang divaksin.

“Jadi baru 28,63 persen kalau sampai 28 Juni. Nah Per juli sudah 45 ribuan hewan yang divaksin dari hasil laporan teman-teman. Itu yang terlaporkan manual tapi kalau melihat di Sisnas masih upload data,” paparnya.

Arifin menjelaskan, saat bertemu dengan kabupaten/kota pihaknya menanyakan berbagai kendala yang ditemui di lapangan sehingga serapannya belum optimal.

“Salah satu kendalanya, sapi perah tadinya kan kita prioritas untuk divaksin. Nah saat sapi perah mau divaksin ternyata sudah ada yang terkena PMK satu kan ga bisa vaksin jadinya harus yang sehat,” katanya.

Menurut Arifin, kalau dalam satu kandang ada 100 ekor ternak dan satu saja ada yang terkena maka tak bisa masuk prioritas vaksinasi.

“Karena, vaksinasi hanya untuk yang sehat jadi ini kendala,” katanya.

Kendala lainnya, kata dia, berdasarkan laporan kabupaten/kota untuk sapi potong tak tersentral atau tercecer di beberapa lokasi. Jadi, mereka kesulitan untuk percepatan.

“Kami sudah minta bantuan ke petugas dan yang terkait. Kami sudah menegaskan ke daerah kalau butuh bantuan silahkan sampaikan jadi ada bantuan dr provinsi, fakultas peternakan, dokter hewan dan lainnya. Itu kendalanya,” katanya.

Laman: 1 2

Kadis DKPP Jabar Sebut 80 Ribuan Hewan Ternak Sudah Vaksinasi PMK 2 Dosis

beritain.id – Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jawa Barat M. Arifin Soedjayana menjelaskan jumlah vaksin PMK tahap 1 dan 2 yang sudah disuntikkan kepada hewan ternak mencapai 170 ribu dosis.

Artinya, sekitar 80 ribu-90 ribu hewan ternak di Jabar sudah divaksin sebanyak dua dosis.

“Setelah enam bulan divaksin dosis dua, kita akan melakukan booster. Itu baru di sapi perah dan potong. Kita belum ke domba, kambing. Kalau kerbau, sudah ada beberapa,” kata Arifin.

Arifin menyebutkan otoritasnya akan melakukan lagi vaksinasi PMK. Kini tinggal menunggu adanya pengiriman vaksin berikutnya.

Diakuinya adanya tindakan vaksinasi dapat menekan tingkat penyebaran PMK sehingga kini penyakit tersebut terkendali.

Pemerintah Jawa Barat menyatakan dari 50 ribu hewan ternak yang terinfeksi PMK, sebanyak 36 ribu hewan dinyatakan sembuh, 10 ribu hewan mati bangkar dan dipotong bersyarat, serta 4 ribuan masih terpapar PMK.

Sementara Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta masyarakat untuk tidak khawatir terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan kurban.

Kang Emil –sapaan Ridwan Kamil– memastikan penanganan terhadap infeksi virus PMK di Jabar dilakukan dengan maksimal. Salah satunya dengan mempercepat vaksinasi.

Laman: 1 2

Cegah PMK Meluas, Pemprov Jabar Terbitkan SOP Lalu Lintas Hewan

beritain.id – Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jabar M Arifin Soedjayana mengatakan pihaknya telah melakukan antisipasi kasus PMK baru diantaranya pengawasan lalu lintas hewan ternak antardaerah di Provinsi Jabar intens diperkuat.

Pemprov Jabar pun sudah mengeluarkan surat edaran tentang standar operasional prosedur lalu lintas hewan ternak.

Dalam surat edaran tersebut, kata dia, hewan ternak yang akan masuk ke Provinsi Jabar harus memiliki Surat Keterangan Kesehatan Hewan atau SKKH. Surat tersebut merupakan pernyatan profesional dari profesi dokter hewan yang bertanggung jawab sehingga hewan ternak yang bakal masuk Jabar sudah melalui pemeriksaan-pemeriksaan.

“Kita di check point meminta kepada teman-teman di DKPP yang ada di Losari, Banjar, dan Gunung Sindur, agar tetap Surat Keterangan Hewannya, SKKH-nya, dan kemudian rekomendasi dari daerah penerima di kabupaten/kotanya tetap ada. Kalau itu ada, mereka masih bisa masuk,” kata Arifin.

Menurut Arifin, pihaknya juga intens mengedukasi peternak terkait penerapan biosekuriti. Hal tersebut bertujuan agar dengan penerapan biosekuriti, hewan ternak yang sehat tetap terlindungi.

“Biosekuriti itulah yang harus dilakukan para peternak. Bagaimana kandangnya yang baik, bersih, kemudian juga pakannya, SOP-nya, memberi makan seperti apa. Jangan bercampur aduk dengan yang lain. Kemudian, penyemprotan disinfektan,” katanya.

Selain penguatan penerapan biosekuriti, kata dia, Pemprov Jabar terus berupaya memvaksin hewan ternak. Sampai saat ini, jumlah vaksin PMK yang sudah disuntikan kepada hewan ternak mencapai 170.000 dosis. Artinya, sekitar 80 ribu-90 ribu hewan ternak di Jabar sudah divaksin sebanyak dua dosis.

“Setelah enam bulan divaksin dosis dua, kita akan melakukan booster. (Jumlah) itu baru di sapi perah dan potong. Kita belum ke domba, kambing. Kalau kerbau, sudah ada beberapa,” kata Arifin.

Arifin menegaskan, pihaknya akan melakukan lagi vaksinasi PMK. Karena, nanti akan ada pengiriman lagi berikutnya untuk vaksin.

Laman: 1 2

Kasus PMK Menyebar di 25 Provinsi Indonesia, Satgas Gerak Cepat

beritain.id – Satuan Tugas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (Satgas PMK) melaporkan bahwa 3,66 juta ekor hewan ternak telah menjalani vaksinasi PMK hingga Kamis, pukul 12.00 WIB.

Data Satgas PMK yang diterima di Jakarta, Kamis, menyatakan hewan ternak yang divaksinasi PMK itu terdiri dari 3,34 juta ekor sapi, 68.974 ekor kerbau, 40.574 ekor domba, 104.050 ekor kambing, dan 103.066 ekor babi.

Data Satgas PMK memperlihatkan bahwa PMK telah menular di 301 kabupaten/kota di 25 provinsi di Indonesia dengan mayoritas menyerang sapi.

Sejauh ini, 548.603 hewan ternak telah terjangkit penyakit itu dengan 437.509 ekor telah sembuh, 89.219 belum sembuh, 9.603 ekor mati, dan 12.327 ekor potong bersyarat.

Rincian dari yang sakit adalah 519.325 sapi, 22.871 kerbau, 1.948 domba, 4.371 kambing, dan 88 babi. Sementara hewan ternak yang telah dinyatakan sembuh adalah 413.201 sapi, 19.782 kerbau, 1.446 domba, 3.000 kambing, dan 80 babi.

Hewan yang belum sembuh adalah 84.822 sapi, 2.766 kerbau, 433 domba, 1.193 kambing, dan lima babi.

Hewan ternak yang dinyatakan mati akibat PMK di seluruh Indonesia dengan rincian 9.138 sapi, 220 kerbau, 46 domba, dan 94 kambing, dan tiga babi.

Sementara itu, hewan ternak yang dilakukan potong bersyarat akibat PMK, yakni 12.164 sapi, 103 kerbau, 23 domba, dan 82 kambing.

Sementara Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta masyarakat untuk tidak khawatir terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan kurban.

Laman: 1 2

Pemprov Jabar Keluhkan Jumlah Vaksin PMK Belum Ideal

beritain.id – Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat M. Arifin Soedjajana keluhkan jumlah vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang diterima Pemprov Jawa Barat dari Kementerian Pertanian belum ideal.

Padahal kata Arifin, pihaknya menargetkan 600 ribuan ekor hewan ternak seperti sapi, kerbau, domba dan kambing mendapatkan vaksin PMK.

“Saat ini Jabar baru dikasih 120.000, sementara baru 800.000 (vaksin impor) datang. Padahal informasinya, sampai dengan 3 juta dosis vaksin yang akan diadakan Kementerian. Mudah-mudahan kita diberikan lagi, kan satu ekor hewan itu mendapatkan 3 kali vaksinasi, karena kan harus ada pengulangan,” kata Arifin.

Arifin menuturkan, setelah mendapat vaksin pertama, satu bulan kemudian ternak itu harus mendapat dosis kedua. Selanjutnya, kata dia, vaksin booster akan diberikan enam bulan setelah dosis kedua.

“Dengan skema tersebut, idealnya 600.000 target hewan ternak yang harus divaksin membutuhkan 1,8 juta dosis vaksin,” ucapnya.

Arifin menambahkan saat ini hewan ternak yang terjangkit PMK tersebar di 25 kabupaten/kota. Dua daerah yang aman di Jabar yaitu Pangandaran dan Kota Sukabumi.

Meski penyebaran PMK ada di 25 kabupaten/kota, tetapi dari total desa/ kelurahan hanya 7 persen yang terjangkit penyakit PMK.

“Penambahan kasus ada tapi tingkat kesembuhannya sudah 40 persen. Jadi terus berkurang, yang terkena sudah mulai sembuh dan sekarang total yang sakit (PMK) di angka 23.000, tapi sembuh 40 persen,” tandasnya.

Sementara Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta masyarakat untuk tidak khawatir terhadap Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan kurban.

Laman: 1 2