Keberadaan Pikobar, kata Gubernur, membuat dinamika-dinamika dalam penanganan pandemi Covid-19 dapat terkontrol.
“Dulu saya membayangkan Pikobar ini hanya untuk update data. Di akhir proses, 25 fitur. Dari update data, orang minta lokasi-lokasi rumah sakit, orang minta dulu rapid test di mana, pendaftaran, sampai ujung-ujungnya bansos, hibah, untuk urusan dampak ekonomi,” tuturnya.
“Menurut saya, keputusan itu betul. Gara-gara kita punya Pikobar, tidak banyak dinamika-dinamika yang tidak terkontrol karena semua diatur dalam satu,” imbuhnya.
Selain itu, Gubernur menyatakan bahwa pandemi saat ini sudah sangat terkendali. Perekonomian Jabar terus membaik, dan pembangunan mulai berjalan optimal. “Hari ini sudah level penormalan ekonomi,” ujarya.
Selama tiga tahun menangani pandemi Covid-19, Gubernur Ridwan Kamil memetik banyak pelajaran. Pertama, ia siap menghadapi krisis-krisis seperti pandemi karena sudah mendapatkan ilmu dan skema penanganannya. Pembelajaran kedua, yakni kebersamaan.
Menurut Gubernur, kebersamaan menjadi kunci keberhasilan penanganan pandemi Covid-19. Semua pihak, mulai dari pemerintah, TNI, Polri, sampai masyarakat bahu-membahu menangani Covid-19 dengan peran masing-masing.
“Covid ini enggak bisa selesai kalau mengandalkan diri sendiri. Di mana di dunia ada TNI, Polri, BIN ikut vaksin, hanya di Indonesia. Kita hebat ngurusin Covid, yang dianggap lima terbaik karena semua elemen turun,” tuturnya. Situasi pandemi yang terus membaik dan terkendali membuat Kang Emil optimistis menyambut 2023.
Gubernur pun berpesan kepada masyarakat untuk merespons situasi tersebut dengan menjaga kondusivitas, terutama menjelang pesta demokrasi. “Kita hadapi tahun 2023 dengan optimis, dengan taat aturan, kebersamaan, kurangi potensi perselisihan,” tuturnya.