“Bagi kami (Jabar Saber Hoaks) penelitian ini sangat bermanfaat dalam rangka menguatkan manajemen kinerja kami, khususnya dalam hal pengecekan fakta (fact checking),” kata Alfian.

“Hasil penelitian ini tentunya akan menjadi masukan yang sangat bagus untuk JSH. Agar JSH menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat bagi masyarakat Jawa Barat,” imbuhnya.

Kredibilitas JSH
Ketua Tim Riset Septiawan Santana Kurnia mengatakan bahwa fungsi pers di masyarakat kini tidak lagi seefektif dahulu , di mana media sosial kini dipakai masyarakat untuk mencari beragam informasi.

“Para wartawan kini (hampir) sejajar dengan khalayak pengguna media sosial saat mendistribusikan informasi,” ucapnya.

Menurut Septiawan, berbagai penelitian tentang hoaks menunjukkan betapa kuatnya penyebaran hoaks di media sosial, yang dipenuhi berbagai kepentingan, memicu kebencian, atau kehebohan, karena dirancang tanpa mempedulikan etika, dan dirancang sebagai kebohongan.

Baca juga:  5 TAHUN JABAR JUARA, Program Petani Milenial, Solusi Pertanian Berkelanjutan

“Kegiatan counter narrative diperlukan untuk mengatasi dominasi narasi-narasi hoaks di wacana publik – dalam bentuk ‘master narrative’, ‘core story ‘ , ‘master stories ‘, ‘dominant story’_ atau _’antenarrative,” jelasnya.

Saat pandemi COVID-19 melanda, banyak yang menganggap pengumuman dari WHO pada Maret 2020 adalah sebagai satu penipuan. “Pemerintah Daerah Jawa Barat harus meyakinkan masyarakat agar tidak terpengaruh oleh hoaks,” kata Septiawan.

Septiawan melihat berbagai upaya penanggulangan sudah dilakukan Pemda Provinsi Jabar, di antaranya dengan mengembangkan metode dalam merancang sebuah narasi tandingan, sebagai bentuk praktik kerja yang dilakukan oleh Jabar Saber Hoaks.

Narasi tandingan ini diproduksi secara berkala dalam memverifikasi suatu isu, rumor, desas-desus yang belum jelas fakta dan dasarnya, khususnya yang merambat di beragam kanal atau saluran media informasi online.

Baca juga:  Seasons in Cities, Produk Berkonsep Modest Fashion Yang Tetap Trendy

Berdasarkan hasil temuan, kegiatan narasi tandingan membawa muatan informasi yang dikerangka oleh JSH. “Informasinya berisi penjelasan yang meng-counter hoaks berdasarkan berbagai ‘keadaan’ atau ‘apa yang terjadi’ yang sebenarnya,” jelasnya.

Isi pesan narasi tandingan JSH meliputi berbagai keterangan – seperti waktu penyampaian pesan, panjangnya pesan, dan sebagainya. Selain itu, bersifat visual, real-time dan heterogen, dan memiliki berbagai aspek dan pola distribusi informasi sosial melalui media online.

“Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa kredibilitas Jabar Saber Hoaks sebagai sumber pesan telah memenuhi kualifikasi safety, qualification, dan dynamism_,” pungkas Septiawan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *