Atalia menuturkan, metode jemput bola dilakukan karena ada masyarakat yang masih terpengaruh hoaks sehingga tak mau datang ke fasyankes. Salah satu hoaksnya menyebut imunisasi tidak halal dan membuat anak sakit. Karena itu, kader PKK harus memberikan edukasi dan informasi yang benar terkait BIAN.

 

“Kenapa mereka tidak mau datang karena terpengaruh berita bohong, maka harus kita edukasi. Hoaksnya seperti tidak halal, anak jadi sakit. Itu sama sekali tidak benar,” tutur Atalia.

Baca juga:  Amanda Soemedi: Dekranasda Berperan Majukan Industri Kerajinan dan UMKM di Jabar

 

Atalia memastikan program imunisasi ini sudah melalui proses panjang dan sangat jelas kehalalannya serta aman diberikan kepada anak. “Ini sudah melalui proses panjang jadi sudah jelas kehalalannya dan aman untuk semua,” katanya.

Baca juga:  Atalia Ingatkan Pendidikan Yang Baik Untuk Generasi Masa Kini

 

Menurut Atalia, imunisasi ini seperti halnya vaksinasi COVID-19. Tubuh anak akan terproteksi dari serangan Campak, Polio dan Rubella yang sangat membahayakan.

 

“Imunisai ini seperti COVID-19 untuk memproteksi anak-anak kita dari Campak, Polio dan Rubella,” ucap Atalia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *